3/16/2013

KIRI ISLAM Antara Modernisme & Posmdernisme (telaah pemikiran Hasan Hanafi)



Hasan Hanfi menjelaskan bahwa kiri islam bukanlah islam yang berbaju Marxisme, dengan alasan karena hal itu menafikan makna revolusioner islam itu sendiri, akan tetapi kiri islam ini akan mengusik sebuah kemapanan politik dan agama.
Kiri islam ini berupaya dan mewujudkan makna revolusioner dari agama ini, sebagai konsekuensi dari keberpihakan kepada rakyat yang lemah dan tertindas segera mendapatkan tempatnya tersendiri dalam konstalasi “pemikiran-pemikiran alternaif”
Kazuo shimogaki adalah salah satu orang yang tergoda oleh radikalisme Hasan Hanafi dimana ia mengatakan pada arus baru “ dekontruksi peradaban” yang dewasa ini sangat deras mengalir dan dikenal dengan sebutan “posmodernisme” yaitu rangkaian tendensi teoretik dalam berbagai bidang, baik seni maupun pengetahuan untuk menbongkar “aporia” peradaban modern yang dibangun di atas landasan humanism dan rasionalisme Eropa abad pertengahan (renaissance)yang menciptakan dualism dalam pikiran manusia dan menyembunyiakan bias erosentrisme-imperialistik dalam wacana modernism.
Gusdur berpendapat mengenai ideology kiri islam ini merupakan kunci penting untuk dapat “mereguk sepuas-puasnya air dari sumber universalisme” yang pada saat ini diperjuangkan oleh Hasan Hanafi.
Dalam kat pengantar yang di uraikan oleh Gusdur bahwa di tahu 1960-an adalam zaman keemasan dalam tiga pandangan di mesir, yang sedikit banyak juga mempunyai pengaruh ke Negara-negara Arab lainnya. Ketiganya adalah:
1.      Pandangan sosialistik
2.      Pandangan nasionalistik
3.      Pandangan populistik

Yang keiganya secara tepat dirumuskan dalam ideology Pan-Arabisme, dimana ideology ini menjadi salah satu ideology yang dominan di Aljazair di bawah pimpinan Ahmed Ben Bella. Di Arab dikembangkan oleh Gammal Abdel Nasser sebagai variasi nasionalisme, begitupun di sudan, yordania dan kawasan-kawasan selatan yaman dan siria yang dipersatuakan dalam sebuah Negara dengan mesir yang diberi sebutan Republik persatuan Arab. Dengan paham-paham yang telah dijelaskan diatas.
Dari sekian banyak cendikiawan/pemikir dikalangan islam merurut Gusdur mengenai sosok pemikiran hasan Hanafi juga tidak terlepas dari tiga paham itu (Pan Arabisme) dengan kajian yang bersifat ilmiah murni dan penalaran hasan hanafi jelaslah sudah bahwa ia mengacu pada sebuah analsis yang mendominsai sebagai paham marxisme-leninisme yang dimodifikasi, seperti sosialisme arab. Salah satu kenapa harus dimodifikasi karena hakikat materialism dari Determinisme-Historik, yang meniscayakan kehancuran kapitalisme dan feodalisme dan kemenangan ploletar ditolak tegas. Determinisme Historik yang meniscayakan kebebasan manusia itu diberi ruh non-materialistik, seperti pemunculan unsure-unsur progresif dalam agama dan pranata lain yang bersifat ruhanian atau kesejarahan.
Dengan determinisme historic itulah Hasan Hanafi kemudian mengambil posisi kekirian. Hal ini di sebabkan oleh  kenyaaan bahwa ia membawa gagasan pembebasan melalui penghancuran kntruksi lama yang serba reaksioner dari feodalisme-kapitalisme, yang menguasai masyarakat-masyarakat dunia yang sedang berkembang.
To be Continue....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar