Hidup dan kehidupan adalah dua
sisi yang tidak bisa dipisahkan, perjumpaan dan perpisahan menjadi rotasi yang
tidak bisa dipungkiri. Semuanya hanya tentang waktu, ruang dan materi. Waktu
terus berutar berada pada ruang dan didalam ruang terdapat materi yang terus
bergerak dan berubah, semuanya berjalan atas hukum sunatullah.
Seandainya kita bisa berkehendak
atas diri kita sendiri, mungkin kita akan memilih untuk menolak perjumpaan
dengan siapapun jika pada akhirnya harus berujung pada perpisahan. tapi
semuanya memang mustahil untuk kita lakukan, karena hidup sejatinya memang
tentang perputaran perjumpaan dan perpisahan tanpa henti.
Malam terlalu dingin dan sunyi
untu dirasa, tapi besok mentari tak bisa kita tolak untuk menghangatkan. Musim
dingin lirih berlalu dan musim panas perlahan menyapa.
Meskipun kita tidak
mengininkannya, namun terpaksa kita akan mengalaminya. perjumpaan dengan orang
yang kemudian kita sesali dan berpisah dengan orang yang tak mungkin ditemukan
pengganti menjadi ujian yang terkadang menyesakkan.
Namun bagiku akan jauh lebih
menyesakan jika kamu berjumpa dengan seorang penulis ataupun penyair, apalagi
jika kamu sampai jatuh cinta kemudian berpaling darinya. Kamu tahu apa
akibatnya?. Kamu akan terjebak dikubangan kenangan dan memeras seluruh
kehidupanmu sampai akhirnya kamu akan mati dan bersemayam di dadanya.
Sukabumi, 31 Mei 2017
Ibnu Saepul Bahri
00.17
Tidak ada komentar:
Posting Komentar