Ada satu tempat yang selalu hidup dalam ingatan, tak peduli sejauh apa kita melangkah. Sebuah tempat yang dulu menjadi saksi perjuangan kita menuntut ilmu, tempat di mana kita tumbuh, menemukan jati diri, dan menanam harapan.
Tempat itu adalah lembaga pendidikan kita—madrasah, pesantren, atau sekolah—yang pernah menjadi rumah kedua bagi kita semua. Tempat itu mungkin kini telah berubah, wajah-wajah baru bermunculan, bangunannya mungkin lebih megah atau justru masih berdiri dengan segala keterbatasannya. Namun, satu hal yang pasti: lembaga itu masih berjuang, sebagaimana dulu kita berjuang di dalamnya.
Kini, kita telah melangkah ke dunia yang lebih luas. Sebagian dari kita telah sukses di berbagai bidang, menjadi pemimpin, pendidik, wirausahawan, atau profesional di berbagai sektor. Sebagian masih dalam perjalanan meraih impian, dan sebagian lagi mungkin tengah menghadapi tantangan kehidupan. Tetapi, dalam keadaan apa pun, satu hal yang tak boleh kita lupakan: kita adalah bagian dari sejarah lembaga itu.
Peran Alumni: Bukan Sekadar Kenangan
Sering kali kita menganggap bahwa peran kita terhadap lembaga telah selesai saat kelulusan. Kita berpikir bahwa perjalanan kita sudah berbeda, bahwa ada kehidupan baru yang harus dijalani. Namun, apakah kita sadar bahwa lembaga itu tetap membutuhkan kita?
Sebagai alumni, kita bukan hanya sekumpulan nama dalam arsip sekolah. Kita adalah bukti nyata dari keberhasilan lembaga. Kita adalah wajah dari hasil didikan guru-guru kita. Maka, tugas kita bukan hanya mengenang, tetapi juga berkontribusi.
Ada banyak cara alumni bisa berperan dalam membangun dan menghidupkan kembali lembaga:
1. Memberikan Dukungan Moril dan Spiritual
Tidak semua bentuk kepedulian harus berupa materi. Kehadiran alumni dalam acara-acara sekolah, kunjungan ke guru-guru, atau sekadar menyapa adik-adik kelas bisa menjadi dorongan besar bagi mereka yang masih berjuang di dalamnya. Sebuah nasihat, cerita perjalanan hidup, atau motivasi dari alumni bisa menginspirasi mereka untuk terus maju.
Ada banyak siswa yang merasa putus asa, merasa pendidikan mereka tidak akan membawa mereka ke mana-mana. Kehadiran alumni yang berbagi pengalaman bisa menjadi cahaya harapan, mengingatkan mereka bahwa perjalanan masih panjang dan bahwa ilmu yang mereka pelajari hari ini akan sangat berharga di masa depan.
2. Membantu Pengembangan Lembaga
Beberapa lembaga masih menghadapi banyak keterbatasan, baik dari segi fasilitas, kurikulum, maupun akses terhadap perkembangan zaman. Alumni yang telah memiliki pengalaman di berbagai bidang dapat berkontribusi dengan memberikan ide, saran, atau bahkan membantu mencarikan jaringan yang dapat membantu lembaga berkembang.
Mungkin ada alumni yang menjadi pengusaha dan bisa membantu membangun fasilitas baru. Mungkin ada yang ahli di bidang teknologi dan bisa membantu mendigitalisasi pembelajaran. Atau mungkin ada yang memiliki akses ke beasiswa dan bisa membuka peluang bagi siswa yang kurang mampu.
3. Membantu dari Segi Finansial
Tidak semua lembaga memiliki sumber pendanaan yang cukup untuk terus berkembang. Jika kita diberi kelebihan rezeki, mengalokasikan sebagian untuk membantu lembaga bisa menjadi ladang amal jariyah yang luar biasa.
Bisa dalam bentuk beasiswa bagi siswa yang kurang mampu, donasi untuk pembangunan atau renovasi fasilitas, atau bahkan sekadar membantu kebutuhan kecil seperti buku dan alat tulis. Jangan pernah berpikir bahwa kontribusi kita terlalu kecil. Sebab, bagi mereka yang membutuhkan, sekecil apa pun bantuan itu bisa sangat berarti.
4. Menjadi Jembatan bagi Generasi Berikutnya
Dunia terus berkembang, dan tantangan yang dihadapi oleh siswa saat ini mungkin berbeda dari yang kita alami dahulu. Sebagai alumni, kita bisa menjadi jembatan yang menghubungkan mereka dengan dunia luar.
Kita bisa membuka peluang magang, memberikan informasi tentang jalur pendidikan yang lebih luas, atau bahkan membantu mereka dalam mencari pekerjaan setelah lulus. Kita pernah berada di posisi mereka, kita tahu betapa sulitnya mencari jalan di dunia yang semakin kompetitif. Maka, mengulurkan tangan bagi mereka adalah bentuk kepedulian yang luar biasa.
Loyalitas Sejati: Cinta yang Tak Pernah Usai
Kita mungkin telah tumbuh dewasa, memiliki kesibukan dan tanggung jawab masing-masing. Namun, satu hal yang tidak boleh berubah adalah rasa cinta kita terhadap lembaga yang pernah membesarkan kita.
Sejauh mana pun kita pergi, kita tidak akan pernah benar-benar meninggalkan tempat itu. Nama kita tetap terukir di dalamnya, jejak kita tetap ada di dinding-dinding kelas, suara kita masih tertinggal di lapangan tempat kita bermain dan belajar.
Jangan sampai suatu hari nanti kita kembali, tetapi yang kita temukan hanyalah puing-puing lembaga yang dulu kita banggakan. Jangan sampai kita hanya datang ketika semuanya telah terlambat.
Mari kita mulai dari hal kecil: menyapa guru-guru kita, menjenguk sekolah kita, bertanya tentang kabar lembaga, dan perlahan-lahan mencari cara untuk berkontribusi. Sebab, lembaga itu adalah rumah kita—dan rumah selalu menanti kepulangan anak-anaknya.
Karena sejatinya, menjadi alumni bukan sekadar tentang pernah bersekolah di sana, tetapi tentang bagaimana kita terus menjaga dan merawat warisan yang telah diberikan kepada kita.
Dan cinta sejati kepada lembaga, seperti cinta sejati pada ibu dan guru, adalah cinta yang tak akan pernah usai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar