Sekolah bukanlah pabrik yang menghasilkan produk jadi. sekolah adalah taman yang menumbuhkan manusia. di dalamnya, anak-anak belajar bukan hanya tentang angka dan huruf, tetapi tentang arti menjadi manusia seutuhnya. sebagai kepala madrasah, saya menyaksikan setiap hari bagaimana anak-anak tumbuh—dengan gelisahnya, dengan semangatnya, dengan pertanyaannya yang polos tapi bermakna.
Pendidikan sekolah, dalam pandangan saya, bukanlah proyek lima tahunan. ia adalah ikhtiar panjang yang melebihi umur pemimpin dan masa jabatan. karena itu, saya percaya bahwa arah pendidikan seharusnya tidak mudah berubah oleh dinamika politik sesaat. nilai-nilai dalam pendidikan harus dijaga dalam kebeningannya—jujur, sabar, dan berpihak pada masa depan anak-anak, bukan pada ambisi siapa pun.
Hari ini kita dihadapkan pada tantangan besar: sekolah dituntut untuk menghasilkan lulusan yang "siap kerja", tapi juga harus membentuk pribadi yang utuh, yang tahu cara menghormati orang tua, mencintai tanah air, dan berempati pada sesama.
Sekolah dituntut menghasilkan prestasi akademik, tapi juga diharapkan membina karakter yang kuat dan hati yang lembut. ini bukan pekerjaan ringan, tapi saya yakin, jika kita ikhlas dan konsisten, hasilnya akan jauh melampaui sekadar angka kelulusan.
di madrasah kami, kami mencoba merawat ruh pendidikan: menjadikan guru bukan sekadar pengajar, tapi pendamping jiwa; menjadikan kurikulum bukan sekadar silabus, tapi jembatan menuju kehidupan yang bermakna. kami sadar, gedung kami mungkin tak semegah sekolah kota, tapi kami punya harapan yang besar. kami ingin anak-anak kami tumbuh dengan jati diri, dengan akhlak, dan dengan kesadaran bahwa hidup bukan hanya soal mencari pekerjaan, tapi soal menjadi manusia yang berguna.
saya menulis ini bukan untuk mengeluh, bukan pula untuk menggurui. saya hanya ingin mengingatkan diri sendiri dan siapa pun yang masih percaya pada pendidikan: bahwa sekolah adalah harapan. mari jaga sekolah agar tetap menjadi ruang yang merdeka, tempat anak-anak kita menemukan cahaya dalam dirinya. bukan cahaya dari sorot politik, tapi cahaya dari dalam: dari ilmu, akhlak, dan kasih sayang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar